Sabtu, 02 Agustus 2008

Sinopsis Harry Potter and The Sorcerer's stone


sebenernya, ini naskah tugas Bahasa Indonesia tentang meresensi novel....
krn ga ada kerjaan (sebenernya banyak) jd q tulis aja....

Judul buku : Harry Potter And The Sorcerer’s Stone
(Harry Potter And The Philosopher’s Stone)
Pengarang : J.K. Rowling
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : ketiga belas, Maret 2002
Jumlah halaman : 384



Sinopsis
Harry Potter adalah anak biasa yang tinggal di rumah pamannya, Vernon Dursley. Kedua orang tua Harry sudah meninggal, menurut cerita bibinya, Petunia, meninggal karena kecelakaan mobil. Selama Harry tinggal di rumah pamannya, ia selalu diganggu oleh sepupunya, Dudley.
Suatu hari Dudley merayakan ulang tahunnya yang ke-11, ia akan merayakannya di kebun binatang. Tentu saja Harry tidak ikut, tetapi karena tidak ada tetangga yang bisa menjaga Harry, akhirnya ia diperbolehkan ikut. Di kebun binatang, Harry berkomunikasi dengan ular dan menghilangkan kaca kandang ular itu. Saat kaca itu menghilang, tidak sengaja Dudley terjatuh ke kandang ular itu, Paman Vernon marah dan mengurung Harry di kamarnya, lemari bawah tangga.
Paginya, Harry mengambil setumpuk surat, tak disangka ada satu amplop surat untuknya. Paman Vernon mengambil surat itu dari Harry dan tidak memperbolehkan ia membacanya. Hari-hari berikutnya surat berdatangan entah dari mana asalnya, tentu saja Paman Vernon terus merobek dan membakarnya sehingga Harry tidak mengetahui satu huruf pun di surat itu. Di suatu Minggu yang cerah, keluarga Dursley sedang menikmati hari santainya, tiba-tiba terdengar gemuruh dari dalam perapian, dan surat-surat yang ditujukan untuk Harry manyembur dari dalamnya. Harry berusaha mengambil satu surat, tetapi Paman Vernon dapat mencegahnya.
Karena rumah Paman Vernon dipenuhi dengan surat-surat yang entah dari mana asalnya, akhirnya keluarga Dursley beserta Harry mengungsi sementara di sebuah pondok di pinggir pantai. Malam harinya, Harry belum memejamkan matanya, ia sedang memperingati hari lahirnya yang ke-11. Saat ia bergumam mengucapkan harapannya, pintu pondok berdebam keras, seperti ada sesuatu yang menerobos masuk. Paman Vernon, Bibi Petunia, dan Dudley pun terbangun. Sesuatu itu masuk, ia seperti setengah raksasa yang dipenuhi jenggot di wajahnya. Ia memperkenalkan diri, Hagrid namanya, Rubeus Hagrid. Hagrid memberi tahu Harry bahwa Harry adalah penyihir, memberitahu tentang Hogwats, siapa ayah dan ibunya, siapa Voldemort, dan ia menyerahkan surat yang isinya menerima Harry sebagai salah satu murid di Sekolah Sihir Hogwats. Harry bingung, tetapi apapun itu ia menerimanya asalkan bisa jauh dari keluarga Dursley.
Esoknya, Harry pergi bersama Hagrid ke Diagon Alley untuk membeli peralatan sekolah untuk Harry. Di Diagon Alley, Harry membeli berbagai peralatan sekolah, dari baju sampai burung hantu. Pulangnya, Harry diberi karcis kereta menuju Hogwats oleh Hagrid. Anehnya di karcis itu tertulis peron 9 ¾. Harry bermaksud menanyakan hal ini kepada Hagrid, tetapi sayang Hagrid sudah menghilang entah kemana.
Di hari yang ditentukan, Harry berangkat ke Stasiun King’s Cross diantar oleh Pamannya. Harry tidak melihat satu peron pun bertuliskan “9 ¾”, sampai pada akhirnya ia bertemu dengan wanita dan lima orang anaknya. Harry menanyakan peron 9 ¾ kepada wanita itu, setelah dijelaskan akhirnya ia sampai ke peron tersebut. Di dalam kereta, Harry berkenalan dengan Ron, Fred, dan Geoege, 3 anak laki-laki wanita yang ia temui di stasiun tadi. Harry cepat akrab dengan Ron, Ron bercerita banyak tentang sihir. Seorang anak laki-laki datang bersama kedua orang temannya yang gemuk. Anak itu bernama Draco Malfoy, dan kedua temannya bernama Crabe dan Goyle, mereka menghina keluarga Ron dan memprovokasi Harry agar tidak berteman dengannya. Harry tidak mau, Malfoy dan teman-temannya pergi dengan marah. Tiba-tiba anak perempuan bernama Hermione masuk dan menanyakan kodok milik Neville. Harry dan Ron tidak tahu, Hermione berlalu begitu saja.
Harry sampai di Hogwarts, di sana ia bertemu Hagrid yang sedang mengatur barisan anak-anak kelas satu, termasuk dirinya. Harry tiba di ruang aula, di sana ia melaksanakan semacam test untuk menentukan di asrama mana ia tinggal. Harry masuk Griffindor, begitu juga Ron, Hermione, dan Neville.
Keesokan harinya, Harry mendapat pelajaran Ramuan yang dibimbing oleh Prof.Snape. Harry yang tidak tahu apa-apa tentang dunia sihir tentu saja tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Prof.Snape. Sore harinya, Harry mengikuti pelajaran Terbang. Terjadi kecelakaan kecil yang mengakibatkan Harry terpilih menjadi Seeker di Tim Quidditch Griffindor. Harry pun berlatih Qudditch dengan Kapten Tim, Oliver.
Hallowen tiba, Harry dan anak-anak lain sedang menikmati makan malam. Tiba-tiba Prof.Quirrell datang dan berteriak bahwa ada Troll yang lepas. Semua orang panik. Dumbledore menyuruh para Prefek mengantar murid-murid, dan menyuruh guru-guru memeriksa Troll. Harry teringat akan Hermione yang tadi sore menangis karena Ron. Harry dan Ron pergi mencari Hermione. Mereka bergegas ke WC perempuan dan bertemu Troll yang sedang mengganggu Hermione. Harry dan Ron berhasil mengalahkan Troll, Hermione berterima kasih, dan sejak itu mereka bertiga menjadi akrab.
Di bulan November, Harry bersiap dengan pertandingan Quidditch. Tim Quidditch Griffindor menang dari Syltherin karena Harry berhasil mendapatkan Snitch Emas.
Bulan Desember tiba, Harry tidak pulang ke Private Drive karena sudah jelas alasannya, Ron dan kakak-kakaknya tidak pulang karena orang tuanya sedang menengok Charlie. Kesempatan ini digunakan Harry untuk mengumpulkan informasi tentang Nicolas Flamel. Suatu malam Harry sedang ke perpustakaan mencari informasi di bagian “terlarang” dengan jubah gaib hadiah natalnya. Mr.Filch mengetahui ada murid yang keluar kamar, tetapi tidak tahu bahwa itu Harry. Harry lari sampai ia menemukan ruangan untuk sembunyi. Di ruangan itu, ada sebuah Cermin Tarsah yang memperlihatkan kedua orang tua Harry, Dumbledore datang tiba-tiba dan menjelaskan cermin tersebut.
Libur Natal telah berakhir, Hermione telah menemukan informasi tentang Nicolas Flamel. Nicolas adalah seorang pembuat batu bertuah, batu itu berguna untuk bertahan hidup selamanya.
Suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione pergi ke pondok Hagrid untuk melihat Norbert, Naga Punggung Bersirip Norwegia. Tetapi hal ini diketahui oleh Malfoy. Mereka pun mendapat detensi, termasuk Malfoy karena ia juga berkaliaran di malam hari tanpa izin. Di hari yang ditentukan, detensi dilaksanakan, mereka harus mencari unicorn-unicorn yang terluka. Di dalam hutan, Harry bertemu dengan sosok Voldemort. Sebelum Harry disakiti oleh Voldemort, Harry diselamatkan oleh Firenze sang Centaurus.
Suatu malam, mereka pergi ke ruang rahasia tempat Batu Bertuah tersimpan. Banyak rintangan yang mereka lewati, sampai pada akhirnya Hermione harus mengantar Ron kembali ke asrama karena Ron terluka dan pingsan. Harry meneruskan pencarian, akhirnya ia menemukan suatu ruangan yang terdapat Cermin Tarsah di dalamnya, dan tanpa diduga-duga Quirrel ada disana. Harry bertanya dalam hati, mengapa Quirrel ada disana, mengapa bukan Snape yang selama ini Harry curigai untuk mengambil Batu Bertuah. Quirrel menyerang Harry, tetapi Harry dapat mengalahkannya. Anehnya, saat Harry menyentuh wajah Quirrel, Quirrel merasa panas dan akhirnya ia mati. Sesuatu muncul dari jasad Quirrel, menabrak Harry dan akhirnya Harry pingsan dengan menggenggam Batu Bertuah.
Paginya Harry tersadar, ia sudah berada di rumah sakit Hogwarts. Dumbledore menjelaskan apa yang terjadi setelah Harry pingsan.
Pengumuman pemenang Piala Asrama telah tiba, murid-murid berkumpul di aula. Tak diduga-duga Griffindor memenangkan Piala Asrama.
Akhir tahun ajaran pun tiba. Harry pulang ke rumah pamannya, begitu pula murid-murid yang lain. Harry tidak sabar menanti tahun ajaran berikutnya.

Resensi
Novel karangan J.K. Rowling yang pertama ini langsung mendapat sambutan besar di dunia. Ceritanya memang penuh dengan patualangan, persahabatan, misteri, dan penuh kejutan. Tokoh utamanya, Harry Potter, ia gambarkan dengan detail, mulai dari penampilan, kebiasaan, cara bicara, sampai dengan suasana hati yang sedang dirasakan. Begitu pula dengan tokoh-tokoh yang lainnya, seperti Ronald Weasley yang selalu canggung dan tidak percayadiri, Hermione Granger yang pintar tetapi agak menonjolkan diri, Neville Longbottom yang selau diejek oleh Malfoy dan kawan-kawan, Draco Malfoy yang sombong, Crabbe dan Goyle yang selalu menjadi “ekor” Malfoy, Fred dan George Weasley yang selalu membuat lelucon dan keonaran, Molly Weasley sang ibu yang penuh kasih sayang, Albus Dumbledore yang bijaksana, pintar, dan berpikiran panjang, Minerva McGonagall yang berwibawa, Rubeus Hagrid yang cinta akan binatang-binatang buas, Severus Snape yang penuh misteri, Quirrel yang gagap, Flitwick guru kecil yang baik, dan lain-lain.
Alur dalam novel ini cukup jelas digambarkan, karena Rowling menceritakannya secara berurutan berdasarkan musim atau bulan yang membuat pembaca terbawa oleh jalan cerita. Latar atau setting tempat juga sangat jelas digambarkan Rowling, ia menuliskan latar dengan detail dan masuk akal, pembaca seolah-olah sedang berada dalam tempat yang sedang digambarkan itu. Dalam novel ini, sudut pandang Rowling adalah orang ketiga diluar cerita yang menguasai setiap adegan dalam novel. Cara bercerita yang Rowling gunakan bergaya bahasa sederhana namun lugas, padat, dan berisi sehingga pembaca tidak mudah bosan dengan bacaan. Akan tetapi, terdapat istilah yang seringkali lambat untuk dimengerti, contohnya Order of Merlin, Knut, Sickle, Galleon, Prefek, Grindelwald, asphodel, wormwood, bezoar, aconite, Quidditch, Seeker, Tarsah, dan lain-lain. Cerita dalam novel ini berdasarkan atas 95% imajinasi dan 5% kenyataan yang berarti sama sekali bukan imajinasi Rowling. Dari novel ini kita dapat memetik amanat, yaitu kita tidak boleh cepat curiga terhadap seseorang karena penampilan luarnya saja.

Copyrigth @Design by - Arga Arjana BloodDryne - 2008 -